Skip to main content

Siapa di sini yang masih bingung perbedaan antara Automation Testing dan Manual Testing? Tenang, berhubung sebentar lagi juga akan ada bootcamp QA Automation dari Moonlay mari kita ketahui dulu secara basicnya ya, karena jika ingin menjadi QA Tester yang baik setidaknya kita mengerti dulu pengertian dan perbedaan dari masing-masing testing tersebut, bukan? Supaya nantinya kamu bisa mengetahui manfaat dan kelemahan setiap testing tersebut dan kamu juga bisa mengetahui kapan harus menggunakan salah satunya untuk mendapatkan hasil yang kamu inginkan.

Tapi, sebelum kita melanjutkan pembahasan mengenai perbedaan dari kedua testing tersebut, yuk kita cari tahu dulu bersama-sama apa sih Testing itu sendiri?

Apa itu Testing?

Testing merupakan fase penting dari tahap pengembangan aplikasi ataupun software. Mungkin development team dapat membuat aplikasi sebagus apapun, dengan fitur sekeren apapun, Tapi perlu diingat juga apalah artinya jika aplikasi itu bagus dan keren namun tidak bisa berfungsi dengan benar? Pasti akan terasa buruk dan menjadi sia-sia, bukan? Maka dari itu, disinilah peran Testing diperlukan.

Testing menyakinkan development team bahwa aplikasi atau software yang telah dibuat dapat berjalan dengan semestinya. Jika terdapat masalah apa pun yang perlu diperbaiki pada saat tahap pengembangan tim testing akan mengidentifikasinya sebelum nantinya aplikasi atau software tersebut dirilis untuk publik. Nah, dalam melakukan testing juga tidak bisa sembarang metode loh, karena setiap metode testing memilih keunggulan dan kelemahannya masing-masing

Apa itu Automation Testing?

Automation Testing adalah prosedur di mana alat otomatis digunakan untuk menulis kasus testing dan menjalankannya, termasuk karakteristik testing seperti loading, stress, dan performance. Proses otomatis dirancang untuk memberikan efisiensi, efektivitas, dan akurasi yang lebih tinggi. Ini sangat cocok untuk menangani tugas berulang serta fungsi yang terbukti sulit bagi testing manual.

Automation testing telah membawa banyak manfaat bagi seorang QA Tester, namun tidak bisa dipungkiri setiap kelebihan pasti memiliki kekurangan kan. Ini dia beberapa kelebihan dan kekurangan dari Automation Testing.

Kelebihan Automation Testing:
1. Beban Testing
Saat melakukan pengujian aplikasi atau software, salah satu faktor terpenting adalah kemampuan aplikasi untuk menangani sejumlah besar penggunaan secara bersamaan. Automation Testing dapat menjalankan ribuan tes simultan, bertindak seperti jutaan pengguna, sesuatu yang tidak dapat dilakukan dengan manual testing. Dengan begitu development team akan tahu bagaimana aplikasinya akan menangani situasi tersebut.
2. Time Saver
Automation testing membawa kemudahan dan kecepatan bagi seorang QA Tester, karena cukup dengan mengaktifkan testing, rebahan, dan lihat hasilnya. Dibandingkan kita melakukan tugas-tugas yang diulang terus, lebih baik waktu tersebut kita gunakan untuk mengerjakan tugas yang lain, karena mengingat para developer memiliki begitu banyak tugas dan tanggung jawab, maka time saver menjadikan fitur yang sangat penting dalam automation testing.
3. Bersifat Reusable
Automation testing awalnya membutuhkan outlay waktu dan sumber daya yang signifikan selama pengaturan. Namun, akhirnya pengembang memiliki seperangkat alat yang dapat digunakan berulang kali untuk menguji berbagai versi aplikasi ataupun software.

Berikut kekurangan dari Automation Testing:
1. Membutuhkan Waktu untuk Setup
Sebelum development team dapat menjalankan testing pada aplikasi atau softwarenya, mereka perlu melakukan setup terlebih dahulu yang dimana ini mengambil waktu untuk membuat elemen testing otomatis. Dengan kata lain, automation testing membutuhkan banyak persiapan di awal, namun akan mengurangi beban di akhir.
2. Biaya yang Lebih Besar
Automation testing membutuhkan biaya yang lebih besar karena menggunakan tools khusus. Terutama pagi pengguna lisensi tunggal mungkin akan merasakan biaya investasi yang besar.
3. Membutuhkan Skill Khusus
Penggunaan automation testing ini tidak semudah seperti manual testing loh, beberapa alat bantu untuk automation masih berorientasi pada programmer, sehingga tidak cocok untuk pengguna akhir yang awam pemrograman.

Apa itu Manual Testing?

Manual testing merupakan langkah untuk mencari bug pada sebuah aplikasi atau software, pada metode ini seorang QA tester memiliki peran penting sebagai pengguna akhir untuk melakukan review pada setiap fitur-fitur yang dimiliki oleh aplikasi/software tersebut agar dapat berjalan dengan baik. Pada hal ini, tester melakukan pengecekan secara manual tanpa bantuan dari tools ataupun scripts dimana berbeda dengan Automation Testing, tujuannya adalah untuk memastikan jika aplikasi yang di uji bebas dari bug. Selain itu, pengecekan secara visual juga diperlukan seperti kontras antara button dan background, posisi button yang tidak sesuai dan hal-hal user interface (UI) lainnya.

Jika dibandingkan dengan Automation testing, berikut kelebihan dan kekurangan dari manual testing:

Kelebihan pada Manual Testing:
1. Mendapatkan Visual Feedback
Tools dan scripts tidak dapat membantu dalam memberikan opini maupun input mengenai tampilan UI.
2. Interaksi Lebih dengan Manusia
Bisa mendapatkan feedback dari orang secara langsung sehingga mengetahui apa yang user suka dan tidak suka (dimana automation tools tidak dapat memberikan feedback)
3. Lebih Murah Untuk Project Jangka Pendek
Jika hanya melakukan tes aplikasi sederhana yang tidak terlalu banyak updates maka manual testing tidak perlu menggunakan tools ataupun software yang mahal.

Kekurangan pada Manual Testing:
1. Human Error Lebih Tinggi

Terkadang manusia tidak selalu sempurna, dimana masih suka terjadi human error seperti ketidaktelitian yang terkadang bisa menjadi fatal.
2. Not Reusable
Jika menemukan banyaknya perubahan maka harus melakukan pengecekan secara manual kembali dari awal agar memastikan perubahan baru tidak akan merusak aplikasi yang sudah jadi.
3. Keterbatasan Tenaga
Seluruh proses manual testing ini dilakukan oleh manusia yang pada akhirnya pasti mencapai pada titik maksimum tenaga manusia. Sehingga hal ini akan menyebabkan kelelahan dan kesalahan yang mungkin saja terjadi pada proses testing.

Itu dia beberapa perbedaan antara Automation testing vs Manual testing, sekarang kamu sudah lebih tahu kan apa itu dan kapan harus menggunakannya, sesuai ketepatan waktu ataupun mengenai anggaran yang diperlukan.

moonlay

Leave a Reply